Jumat, 15 Agustus 2014

PROSEDUR PELAYANAN NIKAH / RUJUK
KUA PASIR LIMAU KAPAS

ANDA MAU NIKAH..... LENGKAPI TERLEBIH DAHULU :
I.    Langkah Pertama :
      Persiapan :
      a. Photo Copy eKTP atau KTP SIAK (bukan keterangan/resi/KTP sementara)
      b. Photo copy Akte Lahir atau Ijazah
      c. Photo copy Kartu Keluarga
      (masing-masing 2 rangkap, 1 rangkap untuk desa dan 1 rangkap lagi untuk KUA)

II.  Langkah Kedua :
      Datang ke kantor Desa/Kepenghuluan untuk mengurus model :
      a. N-1 (keterangan untuk nikah)
      b. N-2 (keterangan Asal Usul)
      c. N-3 (keterangan tentang orang tua)
      d. Bagi yang berumur 25 tahun ke atas, buat surat pernyataan belum pernah menikah bermatrai 6000 
          dan diketahui RT, RW dan Kepala Desa/Penghulu (biasanya blangko tersedia di Desa/Penghulu)

III. Langkah Ketiga :
      Jika calon mempelai dalam kondisi tertentu, berlaku juga persyaratan sebagai berikut :
      a. Calon suami yang belum berumur 19 tahun walaupun hanya sehari, dan calon istri yang belum berumur
         16 tahun walaupun cuma sehari, harus mendapat DISPENSASI dari Pengadilan Agama Ujung 
         Tanjung.
      b. Bagi janda atau duda cerai mati harus melampirkan Akta Kematian atau surat ket. kematian (model 
          N-6 dari Desa/Kepenghuluan)
      c. Bagi janda atau duda cerai hidup harus dapat menyerahkan asli Akta Cerai dari Pengadilan Agama 
          (bukan pernyataan thalaq dari suami lho...)
      d. Bagi yang berstatus anggota TNI/Polri harus mendapatkan Izin dari Atasannya.
      e. Bagi calon mempelai yang berasal dari luar kecamatan Pasir Limau Kapas, harus mendapatkan
          REKOMENDASI PINDAH NIKAH dari KUA asal wilayahnya

IV.  Langka Keempat :
      Daftarkan segera ke KUA Pasir Limau Kapas dengan membawa dokumen di atas, minimal 10 hari 
      sebelum akad nikah dilangsungkan (lebih dari itu ngak apa-apa, tapi kalu kurang malah jadi masalah)
      dengan memastikan dimana akad nikah dilaksanakan, dengan catatan:
      a. Jika akad nikah di Kantor KUA, pada hari dan jam kerja biaya Rp. 0,- (nol rupiah) alias 
          GRATIIISSS.........
      b. Jika nikah di luar Kantor KUA (bukan di tempat parkir lho) seperti di rumah, masjid, gedung dsb, 
          maupun di luar hari dan jam kerja, maka dibutuhkan kerja keras.
          Caranya :
          Mintakan slip setoran biaya nikah sebesar Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah) di KUA Pasir 
          Limau Kapas, kemudian calon pengantin yang langsung menyetorkan ke Bank BRI, BNI, Mandiri
          atau BTN terdekat.

          Setelah biaya disetor, maka slip setoran kembali diserahkan ke KUA sebagai tanda persyaratan 
          pernikahan anda lengkap dan dapat dilaksanakan...

HAYO.. NIKAH KANTOR YUK....

INGAT...

DAFTARKAN PERNIKAHAN ANDA, ANAK/KEMENAKAN/TEMAN/TETANGGA
JAUH-JAUH HARI SEBELUM AKAD NIKAH.... MINIMAL 10 HARI.....

Selasa, 10 Juni 2014

Kisah Ahli Kubur Dipukul Palu


Karena tidak mampu mencatat amal buruknya di hadapan malaikat kubur, seorang ahli kubur dipukul palu besar oleh malaikat.
Orang tersebut menyesal karena di dunia dihabiskan untuk bermaksiat.


Diriwayatkan dari Abdillah bin Salam bahwa sebelum malaikat Munkar dan Nakir masuk ke dalam kubur dan menemui ahli kubur, ada malaikat yang mendatanginya dengan wajah yang bercahaya bagaikan matahari, malaikat tersebut bernama Ruman.
Dia masuk dan menemui jenazah dan mendudukkannya.

"Tulislah amalmu dari yang terbaik sampai yang terjelek," kata malaikat RUman.
"Wahai malaikat, dengan apa aku menulis, mana pena, tinta dan tempatnya?" tanya si mayit.
"Tintanya adalah lidahmu dan penanya adalah jarimu," jawab malaikat.
"Lalu dimana aku harus menulis sedangkan aku tidak mempunyai selembar kertas pun," tanya si mayit itu lagi.

Pencatatan Amal
Lalu malaikat Ruman itu memotong kain kafan si mayit itu dan memberikannya kepada si mayit.
"Inilah lembarannya, dan tulislah sekarang," jawab Malaikat Ruman.

Maka si mayit pun menulis apa yang pernah diperbuatnya ketika hidup di dunia.
Berbagai ibadah yang baik-baik ditulis dengan detail oleh si mayit itu.
Namun ketika giliran mencatat perbuatan yang jelek, si mayit itu berhenti.

"Hai mayit, mengapa engkau berhenti menulis kelakuan jelekmu," kata malaikat Ruman.
"Aku malu terhadap sifat jelekku," jawab si mayit.
"Hai orang yang lalai (durhaka), kenapa engkau tidak malu pada penciptamu ketika engkau melakukannya di dunia dan sekarang engkau merasa malu kepadaku?" bentak Malaikat Ruman.

Si mayit tak mampu menjawab pertanyaan itu sehingga malaikat Ruman memukul tubuhnya dengan Gada (sejenis palu besar).
Si mayit pun mengerang kesakitan di dalam kubur.
Berulang kali gada itu mendarat di tubuh si mayit, namun si mayit masih tak sanggup menulis perbuatan jeleknya di dunia.

"Angkatlah gada itu dariku wahai malaikat, sehingga aku bisa menulisnya," kata si mayit meringis kesakitan.
Lalu dengan sambil menahan sakit, si mayit menulis perbuatan maksiatnya selama di dunia.
Ketika laporannya itu selesai, Malaikat Ruman menyuruhnya duduk untuk melipat kafan itu dan membubuhkan cap.

"Wahai malaikat, dengan apa aku memberi cap, sedangkan aku tidak mempunyai cap," kata si mayit kian menderita.
"Berilah cap dengan kukumu," jawab Malaikat Ruman.

Malu Kepada Allah SWT
Maka si mayit pun memberi cap dengan kukunya.
Malaikat Ruman menerima laporan itu lalu mengalungkannya ke leher si mayit sampai hari kiamat tiba.

Sebagaimana firman ALLAH SWT,
"Dan pada setiap manusia telah Kami tetapkan anak perbuatannya (sebagaiman tetapnya kalung) pada lehernya.Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang akan dijumpainya dalam keadaan terbuka."
(QS.Al-Israa:13).

Setelah itu masuklah malaikat Munkar dan Nakir.
Apabila si mayit tersebut ahli maksiat, dia akan melihat bukunya pada hari kiamat dan diperintahkan untuk membacanya.
Dia membaca kebaikannya dan ketika sampai pada kejelekannya dia diam.
Orang tersebut malu membaca perbuatan maksiatnya di hadapan Allah SWT.

"Saya malu kepada Engkau Ya Allah," kata orang ahli maksiat itu.
Lalu Allah SWT menyindir orang tersebut kenapa orang itu tidak malu kepada-Nya ketika di dunia.
Maka menyesallah hamba itu tapi penyesalan tiada berguna.
Na'uzubillah Min Zaliik.

Rabu, 14 Mei 2014

RENUNGAN



BERBAHAGIA DENGAN MEMBAHAGIAKAN ORANG LAIN

Sebagian orang telah memiliki harta yang banyak, telah diberi kemewahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, telah dimudahkan rezekinya, namun  mereka tidak merasakan kebahagiaan. Sebenarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menunjukkan banyak cara dan kiat untuk menggapai kebahagiaan. Dan telah terbukti bahwa kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan harta, kebahagiaan bukan diukur dengan kemewahan, kebahagiaan bukan diukur dengan ketenaran, ada perkara-perkara lain yang bisa menjadikan seseorang berbahagia.

Pada kesempatan kali ini kita berbicara tentang orang-orang yang Allah berikan rezeki kepada mereka, terutama yang memiliki kelebihan. Bagaimana caranya agar mereka bisa meraih kebahagiaan? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


 “…Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia, dan pekerjaan yang paling dicintai Allah adalah menggembirakan seorang muslim, atau menjauhkan kesusahan darinya, atau membayarkan hutangnya, atau menghilangkan laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’ktikaf di masjid ini (masjid Nabawi) selama sebulan…” (HR. Thabrani di dalam al-Mu’jam al-Kabir, no. 13646).
Allahu Akbar! Luar biasa, amalan yang tidak kita sangka besarnya, bahkan lebih besar daripada berdiam diri di masjid selama satu bulan untuk beribadah (i’tikaf) di Masjid Nabawi. Beliau katakan amalan menemani seorang muslim untuk ia tunaikan kebutuhannya, itu adalah amalan yang besar dan amalan yang agung. Mengapa demikian? Karena menolong orang lain, menghilangkan rasa laparnya, mengatasi kesulitannya adalah amalan yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan amalan tersebut akan memberikan rasa kebahagian kepada para pelakunya.
Ada seorang sahabat yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat ini mengeluhkan kekerasan dan kekakuan di dalam hatinya, ia tidak merasakan kebahagiaan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika engkau ingin agar hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. Ahmad no. 7576 dan 9018)

Mungkin di antara kita ada yang bertanya, apa hubungannya kebahagiaan dengan memberi makan orang yang miskin? Apa hubungannya kebahagiaan dengan mengusap kepala anak yatim? Apa hubungan hal ini dengan kelembutan hati dan kebahagiaan?
Ingatlah, di dalam Islam ada sebuah prinsip yang agung                                         “Balasan itu sesuai dengan amalan.” Jika seorang hamba berusaha menyenangkan hati orang lain, memikirkan kesulitan yang dihadapi orang lain, makan Allah juga akan menyenagkan hatinya. Oleh karenanya kita dapati sebagian orang, berletih-letih, berpayah-payah, pergi ke tempat yang jauh untuk membantu kaum muslimin, membawakan bantuan, mengumpulkan dana untuk diberikan kepada kaum muslimin, dia tidak pernah merasakan keletihan, padahal itu pekerjaan yang sangat berat, mungkin ia tidak mendapatkan dunia (upah) sepeser pun, akan tetapi mengapa ia bisa begitu betah melakukan itu semua? Karena ada kebahagiaan yang ia dapatkan. Allah yang memasukkan kebahagiaan dalam dirinya.
Oleh karenanya manusia yang paling berbahagia di muka bumi ini adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa? Karena beliau adalah orang yang paling memikirkan bagaimana caranya membahagiakan orang lain. Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman,

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah)
Rasulullah merasa berat hatinya penderitaan para sahabatnya, penderitaan kaum muslimin secara umum, beliau menginginkan keimanan dan keselamatan bagi para sahabatnya dan umat beliau seluruhnya.
Ummul mukminin, Kahdijah radhiallahu ‘anha juga pernah memuji sifat suaminya ini, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa takut bahwa dirinya terancam saat menerima wahyu pertama,


 “Janganlah begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu, selama-lamanya. Demi Allah! Sesungguhnya, kamu telah menyambung tali persaudaraan, berbicara jujur, memikul beban orang lain, suka membantu orang yang tidak punya, menjamu tamu, dan sentiasa mendukung kebenaran.” (HR. Al-Bukhari no. 4572 dan Muslim no. 231)
Inilah sifat dasar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan sebelum beliau menerima wahyu. Khadijah menyebutkan beberapa sifat suaminya, yang kesemuanya menunjukkan bahwa beliau selalu berusaha membuat orang lain berbahagia; menyambung silaturahmi, jujur, memikul beban orang lain, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan mendukung kebenaran.
Dalam hadis yang lainnya dikisahkan, ada seorang budak wanita yang masih kecil menarik tangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menunaikan suatu keperluannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membiarkan budak tersebut membawanya ke tempat yang ia inginkan. Mengapa ini semua beliau lakukan? Karena beliau sangat ingin memasukkan kebahagiaan di hati orang lain.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling ingin membahagiakan orang lain, maka beliau adalah orang yang paling berbahagia.